langit dan awan
tak pernah berpisah
selalu berkawan
seakan mengukir suatu kisah.

bintang menyanjung bulan
menghiasi jagad raya
meminta tabir suatu jalan
bagi insan yang percaya.

aku dan sahabat
mengukir cerita tanpa akhir
takkan ada yang terlewat
dalam hati tlah kuukir.

bagai kalung mutiara
terajut indah dan bebas.
kebahagiaan tak tertara
dalam hati sedang melintas.

Pernah kamu berfikir kenapa orang gila tidak pernah sakit ? apalagi orang gila yang berkeliaran di pinggir jalan , mereka tidak pernah mandi , makan minum sembarangan , ada juga yang tidak pakai baju , tidak peduli dengan hal yang kotor tetapi tetap saja mereka sehat. Untuk menjawab pertanyaan ini mudah saja , jawabannya karena orang gila tidak pernah Stres , mereka tidak pernah punya beban pikiran dan selalu merasa bahagia.

Itulah kenapa orang gila tidak pernah sakit karena kehidupan yang selalu bahagia dan tak pernah peduli dengan hal – hal di sekitarnya ini lah yang membuat tubuhnya jauh lebih sehat dibandingkan orang waras.

Orang gila tidak pernah berpikir macam-macam, orang gila tidak pernah minta makanan macam-macam bahkan nasi basi di tong sampah pun akan dia makan. Orang gila taunya dia lapar dan tak peduli dengan nasi basi atau nasi kotor yang penting dirinya kenyang dan bisa jalan – jalan lagi.
Berbeda dengan orang waras, orang waras yang melihat nasi basi saja jijik , terkadang pun sangat pilih – pilih dengan menu makanan , ada masalah sedikit langsung menjadi beban pikiran. Inilah yang membuat orang waras sering merasa stres yang bisa membuat dirinya sakit.

Alangkah luarbiasanya bukan , orang gila yang seringkali disebut dengan orang stres ini ternyata stresnya orang gila membuat dirinya jauh lebih sehat dibandingkan stresnya orang waras yang malah bisa bikin dirinya sakit jiwa.

Dan tahukah kamu orang gila yang dipandang sebelah mata ini ternyata termasuk golongan orang yang mulia di mata Allah. Berdasarkan fakta , coba kamu pikir jika orang gila tidak akan pernah merasa kekurangan , tidak pernah mengeluh bahkan dirinya selalu menerima apa pun pemberian Allah kepadanya. Tidak pernah menuntut macam-macam , bahkan ketika dirinya merasa tidak enak badan dia tidak pernah mengeluh , dia selalu bahagia menerima rasa sakit itu dengan lebih melakukan hal yang menurutnya menyenangkan.

Kondisi seperti itu sangatlah beda jauh dengan orang waras. Orang yang masih waras seringkali merasa kekurangan , sudah punya penghasilan jutaan masih saja selalu merasa kurang , sudah punya motor masih ingin punya mobil, sudah punya menu makanan enak masih saja ingin makanan yang lebih nikmat.

Serba merasa kekurangan inilah yang membuat orang waras selalu banyak pikiran karena keinginannya yang lebih tinggi. Pikiran untuk cepat – cepat bisa mendapatkan apa yang dia inginkan ini yang menjadi beban. Belum lagi jika keinginannya itu tidak tercapai. Pasti akan membuatnya stres dan menjadikan dirinya tidak mau makan , pola hidup yang buruk hingga pada akhirnya membuat kesehatannya lebih buruk.

Untuk itu, mulai sekarang cobalah untuk hidup lebih bersyukur bawa hidup dengan lebih santai namun diringi dengan usaha. Dengan pikiran yang bahagia tanpa beban ini akan membuat tubuh kamu sehat terus dan jauh dari kata sakit.

 

http://infosehatt.blogspot.co.id/2015/12/kenapa-orang-gila-selalu-sehat-dan.HTML

UNTUK SEORANG KAWAN Oleh : Denny Siregar, http://dennysiregar.com/2015/11/18/untuk-seorang-kawan/

Ketika kita berkata bahwa kita mencintai Tuhan, sanggupkah kita ketika cinta kita dibalas Tuhan ?

Cara Tuhan mencintai hamba-Nya tidak bisa kita sandingkan dengan cara ibu mencintai kita. Jika seorang ibu mencintai anaknya, terbatas pada memberikan perlindungan penuh sehingga kita merasa aman dan tentram. Seorang ibu sulit untuk menyakiti anaknya, karena secara naluri ia mempunyai tali kasih yang sangat erat.

Tapi Tuhan jauh berbeda. Ia mencintai kita melalui sudut pandang tak terbatas. Kasih sayang hanya satu sudut saja.

Tuhan Maha Tahu bahwa dalam setiap langkah hamba-Nya, selalu ada dosa yang mengiringinya. Bisa dibayangkan, jika dosa itu berwujud seperti karat, maka kita tidak akan mampu bergerak bahkan bernapas.
Miliaran dosa kita sepanjang hiduo, dan miliaran pula Tuhan mengampuni-Nya.

Tuhan ingin kita masuk ke surga-Nya. Karena surga yang suci hanya untuk mereka yang sudah disucikan. Maka dibersihkan-Nya lah kita dari setiap kotoran2 yg menumpuk di tubuh kita. Proses pembersihannya tentu sakit, ibarat tubuh ini dibersihkan dari karat tebal dengan sikat besi.

Tidak ada manusia yang tidak berteriak pada situasi pembersihan jiwa ini. Yang beriman, tentu berteriak pada setiap ibadahnya dengan airmata yang bercucuran deras. Yang tidak, cenderung mengumpat, mengeluh, putus asa, dada sesak dan semua hal yang malah menembah bebannya sendiri.

Rasa nyaman dalam hidup seharusnya menjadikan kita waspada. Jika seperti itu cara membersihkan dosa2, apakah semua kenyamanan yang kita terima sekarang ini bisa berarti Tuhan tidak sayang kepada kita ? Atau malah diitangguhkan, sehingga di alam kematian dosa kita yg tidak dibersihkan di dunia akan dibersihkan dgn lebih perih ?

Tuhan berfirman dalam sebuah hadis Qudsi: “Wahai hamba-Ku sayang! Demi keagungan dan kemuliaan-Ku, sesungguhnya Aku menginginkan kebaikan bagi setiap yang Aku sayangi. Tidak akan Aku matikan ia sebelum Aku mengampuni dosa-dosanya dengan penyakit, kesusahan, kerugian, atau kehilangan anggota keluarga. Dan jika masih ada dosanya yang tersisa, Aku akan beratkan sakratul mautnya. Hal ini Aku lakukan agar ia menjumpai-Ku dalam keadaan suci seperti bayi”. (Jami’us Sa’adat)

Ibarat secangkir kopi, kasih sayang dan keadilan Tuhan adalah air, yang mencampurkan pahit dan manis dan menjadikannya seimbang.

Kawanku sayang, kesulitan itu sejatinya kenikmatan, bagi mereka yang memahami-nya.

Taubat itu tidak mudah. Siapa bilang mudah ? http://dennysiregar.com/2015/11/07/no-pain-no-gain/

Bukan kemudian hari ini berteriak dan menangis keras, “aku taubat Tuhan…” dan sekonyong2 dosa yang dillakukan semua hilang. Tuhan itu Maha penyayang itu betul, karena itu siapapun yang bertaubat sebesar apapun dosanya pasti akan diterima. Tapi juga jangan dilupakan bahwa Tuhan Maha adil, setiap mili dosa yang diperbuat ada hitungannya.

Proses diterimanya taubat sifatnya langsung, tapi proses menghilangkan dosa yg pernah dilakukan sifatnya bertahap.

Ada banyak model proses pencucian dosa bagi manusia di dunia yang bertaubat. Mulai dari sakit, kesedihan, kehilangan, kesulitan mencari pendapatan dan ribuan model lainnya. Dosa itu seperti karat, yang harus dikerik sesenti demi sesenti supaya bersih kembali.

Selain itu, ada juga model untuk menebus dosa2 yang kita lakukan, semisal membantu org yg sangat membutuhkan, memellihara anak yatim, silaturahmi, mendoakan orangtua dan lain2.

Semua ujian dalam proses menghilangkan karat dosa itu sama sekali bukan karena Tuhan itu kejam, tetapi itu bukti bahwa Tuhan itu Maha Penyayang. Jauh lebih baik dosa di bayar di dunia, sakitnya tidak seberapa. Saya justru tidak bisa membayangkan ketika proses itu dilakukan di akhirat, alat hukumnya sudah pasti berbeda dan yang pasti jauh lebih menyakitkan dan mengerikan.

Untuk apa semua itu ? Apakah untuk menunjukkan bahwa Tuhan itu Maha Kuasa ? Sama sekali bukan, Tuhan tidak butuh menunjukkan kekuasaan-Nya kepada kita, kita-lah yg membutuhkan kuasa-Nya. Kuasa Tuhan sudah ditunjukkan-Nya melalui terciptanya alam semesta, untuk apa perlu membuktikan kepada manusia ? Proses pencucian dosa itu justru buat manusia sendiri.

Ah, mudahnya begini saja. Mesin kalau berkarat tentu tidak bisa jalan dengan baik kan ? Bahkan suaranya gak enak dan kasar. Nah, mesin yg dibersihkan akan kembali berjalan dengan normal dan greng. Suaranya pun lembut kembali.

Begitu juga jiwa manusia. Ketika karat2 dosa dibersihkan, jiwa kembali akan bersih. Ketika jiwa bersih, maka yang ada adalah perasaan tenang dan stabil. Lebih mudah menerima petunjuk-Nya karena akal sudah tidak lagi diselimuti kabut tebal. Ketika jiwa stabil, maka kita akan menjadi manusia yang berfungsi di dunia kepada manusia lainnya. Toh, memang itu tugas kita di dunia, apalagi ?

Bagaimana kalau taubatnya terlambat karena sudah mau meninggal sebab sakit sangat parah ?

Sakit parahnya itu sendiri sudah bagian dari pencucian dosa. Ketika manusia keburu meninggal sebelum selesai dibersihkan, maka ada tempat pencucian kedua, yaitu alam barzakh atau alam kubur. Disini prosesnya mirip dengan yang dikabarkan dalam siksaan di neraka. Hanya alam barzakh ini tidak abadi, karena ini tempat pemberhentian sementara sebelum hari pengadilan. Kalau sampai hari pengadilan belum bersih juga, disinilah berlaku syafaat atau istilahnya remisi yang diberikan para utusan-Nya di dunia.

Nah, memahami ini bukan karena saya sudah pernah kesana, tetapi melalui petunjuk2 yang diberikan Nabi dan para Imam. Merekalah yg paham apa yang akan terjadi di awal dan akhir, karena ruh mereka suci. Mereka pemegang skenario dari semua rencana Tuhan.

Penting sekali mengetahui ini, supaya ketika kita di uji dengan dibersihkannya dosa2, kita bukannya malah menjadi pengeluh apalagi putus asa. Seharusya malah berterima-kasih, bersyukur sudah dikurangi di dunia. Di sayang kok malah mengeluh, bah macem mana pulak ?

Karena tu beragama janga cuman sibuk melihat orang lain, tapi yang penting sibuk mencari rahasia2 hidup dan rahasia mati. Supaya kita jangan sudah hidup bodoh, mati lebih bodoh lagi.

 

kenangan_n

anak bebek

“Love can never abandon you – it is forever wrapped up within your heart.

Beauty can never be forgotten – it is eternally etched in your memory.

Friendship cannot leave you – it always exists in the sacred space of your soul.”

Di sebuah Rumah Sakit, beberapa orang tampak berkumpul di ruang tunggu menunggu keluarganya yang sakit. Tak berapa lama kemudian dokter datang. Sambil menarik nafas panjang si dokter mengatakan, “Satu-satunya jalan agar ia tetap hidup adalah dengan transplantasi otak. Agak beresiko dan Anda harus membeli otaknya sendiri.”
Semua kerabat terdiam dan setelah beberapa saat, seseorang bertanya,”Berapa harga otaknya?”
Si dokter menjawab, “5.000 dolar untuk otak lelaki dan 2.000 dolar untuk otak perempuan.”
Situasi berubah jadi sedikit canggung. Para pria menahan tawa, dan mencoba untuk tidak menatap mata para wanita. Karena tak mampu menahan rasa penasaran, salah seorang pria bertanya, “Mengapa otak laki-laki lebih mahal?”
Si dokter tersenyum bijak dan berkata, “Ya karena kita harus menghargai kualitas barang. Kami harus menghargai otak wanita lebih murah karena sebenarnya otak wanita biasanya telah sering dipakai sementara otak pria biasanya jarang dipakai jadi masih dalam kondisi bagus.”

otak

Ada seorang tuan tanah yang menyukai bunga anggrek. Pada saat ketika hendak pergi berkelana, dia berpesan kepada bawahannya, harus hati-hati merawat bunga anggreknya. Selama kepergiannya, bawahannya dengan teliti memelihara bunga-bunga anggrek tersebut. Namun, pada suatu hari, ketika sedang menyiram bunga anggrek tersebut, tanpa sengaja menyenggol rak-rak pohon sehingga semua pohon anggrek berjatuhan & pot anggrek itu pecah berantakan & pohon anggrek berserakan.

Para bawahannya ketakutan, menunggu tuannya pulang & meminta maaf sambil menunggu hukuman yang akan mereka terima. Setelah sang tuan pulang
mendengar kabar itu, lalu memanggil para bawahannya, dia tidak marah kepada mereka, bahkan berkata, “Saya menanam bunga anggrek, alasan pertama adalah untuk dipersembahkan kepada orang yang suka melihatnya & yang kedua adalah untuk memperindah lingkungan di daerah ini, bukan demi untuk marah, saya menanam pohon anggrek ini.”

Perkataan tuan ini sungguh benar, “Bukan demi untuk marah, maka menanam pohon anggrek.”

Dia bisa demikian toleran, karena walaupun menyukai bunga anggrek, tetapi di hatinya tidak ada rasa keterikatan akan bunga anggrek. Oleh sebab itu, ketika dia kehilangan bunga-bunga anggrek tersebut, tidak menimbulkan kemarahan dalam hatinya. Sedangkan kita, dalam kehidupan kita, sering terlalu banyak kekhawatiran, terlalu peduli pada kehilangan, mendapatkan sehingga menyebabkan keadaan emosi kita tidak stabil. Kita merasa tidak bahagia. Maka seandainya kita sedang marah, kita bisa berpikir sejenak:

•» “Bukan demi marah maka kita menjadi sahabat.”
•» “Bukan demi marah maka kita menjadi suami istri.”
•» “Bukan demi marah maka kita melahirkan & mendidik anak.”
•» “Bukan demi marah maka kita menjadi atasan dan pemimpin.”
•» “Bukan demi marah maka kita menjadi sakit dan tidak berdaya.”

Maka kita bisa mencairkan rasa marah & kesusahan yang ada dalam hati kita & merubahnya menjadi rasa damai. Setelah membaca artikel ini, saat emosi Anda tinggi dan hendak bertengkar (dengan siapapun juga), ingatlah perjumpaan kalian di dunia, bukan untuk marah. Hidup adalah Pilihan.

loven

Kisah nyata yang sangat menyeramkan
dan mengerikan ini,
terjadi pada seorang dokter pria
yang bekerja di lantai tujuh gedung baru
Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo Jakarta.

Pada hari Kamis malam Jumat
beliau terpaksa pulang larut malam
sekitar jam dua belas malam sendirian.

Sampai di depan lift,
dia pun menekan tombol untuk turun.
Kemudian pintu lift terbuka tanpa ada siapa-siapa di dalamnya.

Dia masuk dan menekan tombol “B” untuk menuju Basement.
Tetapi anehnya, kenapa lift itu bukannya turun
melainkan terus naik ke atas.

Lift berjalan terus hingga sampai tingkat teratas,
yaitu lantai delapan, kemudian berhenti dan terbuka.

Ketika pintu lift terbuka,
ada seorang wanita tua berambut putih dengan pakaian serba putih,
masih tampak cantik dan menawan,
tersenyum ramah, dan masik ke dalam lift.

Si dokter pria tersebut merasa heran,
karena dia tidak pernah melihat seorang wanita tua itu
selama dia bekerja di gedung tersebut.

Wanita tua tersebut masuk lift, dan berdiri di belakangnya.

Sesaat kemudian,
tercium wangi bunga melati dan sedap malam yang menusuk hidung,
maka dia pun bertanya-tanya dalam hatinya…..
siapa wanita tua tersebut, mengapa sendirian,
dan kenapa sudah malam begini belum pulang ke rumahnya?

Mau menyapa ragu-ragu, jangan-jangan…..
jadi masing-masing saling diam.

Dalam suasana hening dan sunyi itu,
lift turun perlahan-lahan tingkat demi tingkat.

Tapi ketika sampai pada lift ke lima,
tiba-tiba lampu lift padam dan lift berhenti.

Seketika itu juga dia mencium aroma bau bangkai
yang teramat busuk, yang sangat mengganggu nafasnya.
Dan bulu romanya tiba-tiba merinding,
mulutnya terkunci tidak bisa berbicara.

Dia pun langsung berkeringat dingin dan…..
sebisa-bisanya berdoa memohon bantuan malaikat pelindung,
sambil memberanikan diri dan perlahan-lahan
menoleh ke belakang setelah lampu lift menyala.

Apa yang dilihatnya…..?
Tiba-tiba saja wanita tua yang berada di belakangnya itu
tertawa tersipu-sipu…… sambil berkata,

“Maaf dokter, saya sedang sakit perut,
tadi saya berkali-kali kentut.”

Goodbyes are only for those who love with their eyes… because for those who love with heart and soul there is no such thing as separation!

INDAH RENCANA-MU, TUHAN..


Sekali peristiwa, pada sebuah gereja yang lantainya terbuat dari batu pualam yang indah. Di depan altar dipajang sebuah patung pualam Bunda Maria yang juga sangat besar. Banyak orang datang bersujud dan berdoa di hadapannya dan kadang ada yang mengagumi keindahan patung Bunda Maria dari pualam itu. Suatu malam, lantai pualam itu berkata pada patung Bunda Maria dari pualam.

Lantai pualam : ”Wahai patung pualam, hidup ini sungguh tidak adil. Benar-benar tidak adil !!! Mengapa orang-orang bersujud dan berdoa di hadapanmu dan mengagumimu. Tapi mereka malah menginjak-injak diriku ? Benar-benar tidak adil !”

Patung pualam : ”Oh temanku, lantai pualam yang baik. Masih ingatkah bahwa kita ini sesungguhnya berasal dari batu gunung yang sama ?”

Lantai pualam : ”Tentu saja, justru itulah mengapa aku semakin merasakan ketidakadilan itu. Kita berasal dari gunung batu yang sama, tetapi sekarang kita menerima perlakuan yang berbeda. Benar-benar tidak adil!”

Patung pualam : ”Lalu apakah kau masih ingat ketika suatu hari seorang pemahat datang dan berusaha memahat dirimu, tetapi kau malah menolak dan merusakkan peralatan pahatnya ?”

Lantai pualam : ”Ya, tentu saja aku masih ingat. Aku sangat benci pemahat itu. Bagaimana ia begitu tega menggunakan pahatnya untuk melukai diriku. Rasanya sakit sekali !”

Patung pualam : ”Kau benar ! Pemahat itu tidak jadi mengukir dirimu, karena kau menolaknya.”

Lantai pualam : ”Lalu apa hubungannya denganku ?”

Patung pualam : ”Ketika pemahat memutuskan untuk tidak meneruskan pekerjaannya pada dirimu, lalu ia berusaha untuk memahat tubuhku. Saat itulah aku tahu, bahwa melalui hasil karyanya kelak aku akan menjadi sesuatu yang benar-benar berbeda. Aku tidak menolak peralatan pahatnya membentuk tubuhku. Meskipun aku berusaha menahan rasa sakit yang luar biasa.”

Lantai pualam : ”Hmmmmmm, lalu ? ”(jawabnya galau).

Patung pualam : ”Kawanku, ini adalah harga yang harus kita bayar pada segala sesuatu dalam hidup ini. Saat kau memutuskan untuk menyerah, kau tak boleh menyalahkan siapa-siapa atas apa yang terjadi padamu sekarang. Tetapi saat kau berserah pada rencananya, kau akan bangga pada dirimu”

Aku jadi teringat oleh sebuah lirik lagu,

INDAH RENCANAMU
Indah rencanaMu Tuhan, di dalam hidupku
Walau ‘ku tak tahu dan ‘ku tak mengerti semua jalanMu
Dulu ‘ku tak tahu Tuhan, berat kurasakan
Hati menderita dan ‘ku ‘tak berdaya menghadapi semua
Tapi ‘ku mengerti s’karang, Kau tolong padaku
Kini ‘ku melihat dan ‘ku merasakan indah recanaMu
Kini ‘ku melihat dan ‘ku merasakan indah recanaMu

Satu pohon dapat membuat jutaan batang korek api, tapi satu batang korek api dapat membakar jutaan pohon. Satu pikiran negatif dapat membakar semua pikiran positif.
Korek api mempunyai kepala, tetapi tidak mempunyai otak, oleh karena itu setiap kali ada gesekan kecil, sang korek api langsung terbakar.
Kita mempunyai kepala, juga otak, jadi kita tidak perlu terbakar hanya karena gesekan kecil, dengan menggunakan otak, Kita dapat menghindari perselisihan.

Ketika burung hidup, ia makan semut. Ketika burung mati, semut makan burung.
Waktu terus berputar sepanjang jaman. Siklus kehidupan terus berlanjut.
Jangan menghina siapapun dalam hidup, tapi kita harus menunjukkan penghargaan pada orang lain, bukan karena siapa mereka, tapi demi harga diri kita sendiri. Kita mungkin berkuasa tapi waktu lebih berkuasa dari pada kita.

Waktu kita jaya, kita percaya diri, dapat melakukan apa saja, temanpun dapat dibeli.
Waktu kita tak berdaya, barulah kita sadar siapa saja sahabat sejati kita.
Waktu kita sakit, kita baru tahu bahwa sehat itu sangat berharga, jauh melebihi harta.
Manakala kita hidup susah, kita baru tahu jadi orang harus banyak memberi dan saling membantu.
Ketika kita menyadari telah tua, kita baru tahu kalau masih banyak yang belum kita bereskan.
Setelah di ambang ajal, kita baru menyesal ternyata begitu banyak waktu yang kita buang sia².
Hidup tidaklah lama, bisa saja tiba² berakhir tanpa permisi.
Saatnya kita ber-sama² membuat HIDUP LEBIH BERHARGA.

Sahabat sejati bukanlah yang bisa membuat semua masalahmu menghilang,
tapi dia yang tak akan menghilang ketika kamu memiliki masalah.

persahabatan

Di mana-mana orang mencari cinta, karena setiap orang yakin, cinta dapat menyelamatkan dunia, menjadikan hidup bermakna dan berharga. Namun, betapa sedikit orang yang memahami apa makna cinta sesungguhnya dan bagaimana cinta tumbuh dalam hati manusia.

Sering kali cinta disamakan dengan sikap baik, murah hati, antikekerasan, atau pelayanan. Padahal, itu semua bukan cinta. Cinta bersumber dari kesadaran. Hanya bila Anda melihat seseorang sebagaimana adanya sekarang – bukan sebagaimana dalam ingatan, keinginan, bayangan, atau perkiraan Anda – Anda dapat sungguh-sungguh mencintainya. Sebab, bisa saja bukan sosok pribadi yang Anda cintai, melainkan gagasan Anda mengenai dia. Anda mencintainya sebagai objek keinginan Anda, bukan dia apa adanya.

Karena itu, unsur pertama dalam cinta adalah melihat pribadi, objek, atau realitas sebagaimana adanya. Tindakan ini membutuhkan disiplin keras dengan melepaskan segala keinginan, prasangka, ingatan, proyeksi, dan cara pandang yang serba pilih-pilih. Begitu kerasnya disiplin yang dituntut, sehingga kebanyakan orang lebih suka langsung bergiat dalam pelayanan atau perbuatan baik lainnya, daripada bersusah payah melakukan jalan mati raga yang panjang dan menyakitkan ini. Periksalah, ketika Anda bermaksud melayani seseorang yang belum pernah Anda kenal, kebutuhan orang itu atau kebutuhan Anda sendiri yang dipenuhi?

Unsur kedua, yang sama pentingnya, adalah melihat diri sendiri. Sadarilah dan periksalah kembali semua motivasi, emosi, kebutuhan, ketidakjujuran, egoisme, serta kecenderungan Anda untuk menguasai dan mengelabui. Sadarilah semua itu menurut apa adanya, tidak jadi soal betapa pun pedihnya penyingkapan dan konsekuensi itu.

Bila Anda mampu menyadari orang lain dan diri sendiri, Anda akan mengetahui makna cinta. Anda akan sampai pada budi dan nurani yang waspada, awas, bening, dan peka. Anda akan memiliki persepsi yang jernih dan kepekaan sedemikian rupa yang membuat Anda mampu menanggapi setiap situasi secara tepat.

Pada saat tertentu Anda akan terdorong untuk bertindak, namun di saat lain Anda menahan diri dan diam. Kadang Anda mengabaikan orang lain, kadang memberikan perhatian yang mereka butuhkan. Kadang Anda lemah-lembut dan mengalah, di waktu lain tanpa kompromi dan tegas.

Cinta yang lahir dari kepekaan mempunyai bentuk yang tidak bisa diperkirakan, karena ia menanggapi realitas konkret yang ada sekarang, bukan prinsip-prinsip dan garis-garis pedoman yang telah ditetapkan. Saat pertama kali mengalami kepekaan semacam ini, Anda mengalami semacam perasaan takut, karena seluruh pertahanan diri Anda diruntuhkan, ketidakjujuran Anda diungkapkan, dan benteng perlindungan Anda dilebur.

Bayangkan rasa takut yang melanda orang kaya saat melihat kondisi kaum miskin, rasa takut diktator saat melihat keadaan orang-orang yang ditindasnya, rasa takut orang fanatik ketika melihat keyakinannya keliru dan tidak sesuai dengan fakta, rasa takut pencinta romantis ketika melihat yang dicintai ternyata bukan kekasihnya melainkan gambarannya mengenai kekasihnya. Itulah sebabnya, melihat disebut tindakan yang paling menyakitkan dan paling menakutkan yang dapat dilakukan manusia. Namun, dalam tindakan itulah cinta lahir, atau lebih tepatnya, tindakan melihat adalah cinta.

Setelah Anda mampu melihat, kepekaan akan menuntun Anda pada kesadaran – tidak hanya atas hal-hal yang Anda pilih, melainkan juga atas segala sesuatu. Ego Anda menjadi tanpa pertahanan, tanpa perlindungan, dan tanpa tempat bergantung. Ego Anda akan berusaha sekuat tenaga menumpulkan kepekaan itu.

Kalau Anda membiarkan diri melihat, itu akan menjadi kematian Anda. Itulah sebabnya, cinta begitu menakutkan. Mencinta adalah melihat, dan melihat adalah mematikan. Meskipun begitu, cinta juga merupakan pengalaman paling menyenangkan dan melegakan, karena dengan kematian ego muncullah kebebasan, kedamaian, ketenangan, dan kegembiraan.

Bila memang cinta yang sesungguhnya yang Anda inginkan, mulailah melihat. Lihatlah orang yang tidak Anda sukai, lihatlah sungguh-sungguh prasangka Anda. Lihatlah orang atau hal yang membuat Anda terikat. Lihatlah sungguh-sungguh penderitaan, kesia-siaan, dan ketidakbebasan akibat kelekatan itu. Lihatlah wajah-wajah dan perilaku-perilaku manusia dengan saksama dan penuh kasih sayang.

Pandanglah alam, burung di udara, bunga mekar, dedaunan kering, sungai yang mengalir, terbitnya bulan, gunung yang menjulang. Begitu Anda melakukannya, lapisan keras yang melindungi hati Anda akan melunak dan melebur. Hati Anda akan menjadi peka dan tanggap. Kegelapan di mata Anda akan hilang. Pandangan mata Anda akan menjadi jelas dan tajam. Akhirnya, Anda akan tahu makna cinta.

(Dari: Buku Dipanggil untuk Mencinta – Kumpulan Renungan, karya Anthony de Mello, S.J. Penerbit Kanisius, 1997)

Tiga hal yang bisa kita pelajari dari pohon:

1. Pohon tidak makan dari buahnya sendiri.

Buah adalah hasil dari pohon.
Dari mana pohon memperoleh makan? Pohon memperoleh makan dari tanah.
Semakin dalam akarnya makin banyak nutrisi yang diserap.
Ini berbicara tentang kedekatan hubungan kita dengan Sang Pencipta sebagai Sumber Kehidupan.
Mengapa buah kurma manis sekali ?
Pohon kurma itu ditanam di padang pasir.
Bijinya ditaruh di kedalaman 2 meter, kemudian ditutup dengan 4 lapisan.
Sebelum pohon kurma itu tumbuh, dia berakar begitu dalam sampai kemudian menembus 4 lapisan tersebut dan menghasilkan buah yang manis di tengah padang pasir.
Ada proses tekanan begitu hebat ketika kita menginginkan hasil yang luar biasa.
Seperti juga pegas yang memiliki daya dorong kuat ketika ditekan… Senantiasa mendekatlah kepada Tuhan.

2. Pohon tidak tersinggung ketika buahnya dipetik orang.
Kadang kita protes, kenapa kerja keras kita yang menikmati justru orang lain, atau merasa di hargai murah.
Inilah prinsip memberi, dan keikhlasan. Kita ini bukan bekerja untuk hidup, tetapi bekerja untuk memberi buah, ibarat distributor.. kita hanya menyalurkan ke agen-agennya, analoginya barang atau buah yang diberi Allah itu bukan sepenuhnya milik kita.
Kita bekerja keras supaya kita dapat memberi lebih banyak kepada orang yang membutuhkan.
Jadi bukan untuk kenikmatan sendiri.
Cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu, tapi tidak pernah ada kata cukup untuk memberkati orang lain dengan pemberian kita.

3. Buah yang dihasilkan pohon itu menghasilkan biji, dan biji itu menghasilkan multiplikasi.
Ini bicara tentang bagaimana hidup kita memberi dampak positif terhadap orang lain.
Pemimpin itu bukan masalah posisi/ jabatan, tapi mengenai pengaruh dan inspirasi yang diberikan kepada orang lain.

Selamat belajar menjadi pohon yang bermanfaat


Dia mengamati daun-daun sirih belanda yang menjulur memenuhi taman kecil di belakang rumahnya. Daunnya yang menghijau dengan semburat kuning di beberapa tempat sangat segar dipandang mata. Dia sungguh tak menyangka tumbuhan itu akan bertahan hidup.

Beberapa waktu yang lalu, tumbuhan itu tertimbun bahan bangunan. Tidak sekedar satu atau dua buah batu bata, tetapi setumpuk beton bongkaran bangunan. Ya, ia harus merenovasi rumahnya. Akibatnya, beberapa tanaman kesayangannya harus dikorbankan, termasuk sirih belanda yang kala itu masih baru saja ditanamnya. Dia merasa sayang sebenarnya. Sirih belanda memang tanaman yang tidak mahal. Dia bisa saja membelinya lagi. Namun, yang satu ini berbeda. Sirih belanda itu hadiah dari sobatnya sendiri.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Ia sudah melupakan kesedihannya kehilangan tanaman dari sahabatnya. Namun, di suatu pagi yang cerah ia melihat keajaiban yang tak berani diharapkannya: sepucuk kecil sirih belanda muncul dari sisa-sisa bahan bangunan. Betapa terkejutnya ia. Sirih belanda itu ternyata tidak mati! Berikutnya, pucuk-pucuk kecil yang lain bermunculan dari balik sisa bahan bangunan itu. Sampai hari ini sirih belanda itu malah memenuhi taman kecil di belang rumahnya dan naik merambati tembok-tembok belakang rumahnya. Sirih belanda itu memberi nuansa hijau yang segar dengan semburat kuningnya yang cantik di taman.

Dia menghela napas. Sangat dalam. Sirih belanda pemberian sahabatnya itu bertahan di bawah tekanan sisa bahan bangunan. Namun, persahabatannya tidak.

Dia teringat ketika masa suram itu datang menimpanya. Ia diberhentikan dengan semena-mena. Tidak hanya itu saja, ia juga dituduh dengan tuduhan bermacam-macam: koruptor, pencuri, penghasut, dan lain sebagainya. Semuanya itu karena ia tidak mau ikut-ikutan bermain kotor di kantornya. Ganjarannya adalah pengucilan sampai dengan pemecatannya.

Saat itu adalah saat yang sangat gelap buatnya. Namun, yang lebih membuatnya terkejut adalah ketika mendapati kenyataan bahwa orang-orang yang dianggapnya sahabat ternyata tidak seperti yang diduganya. Sahabatnya itu, ikut juga melempar batu kepadanya, ketika ia sedang jatuh terpuruk.

Ia merenung mengingat kembali saat-saat itu. Persahabatan itu ternyata palsu. Ketika harus memilih antara persahataban dengan jabatan, orang ternyata lebih memilih jabatan. Sahabatnya itu harus ikut-ikutan melempar batu kepadanya, bila masih sayang dengan jabatannya.

Kenyataan di depannya itu telak menampar kepercayaannya selama ini. Selama ini ia yakin, tidak mungkin hal-hal duniawi mengalahkan nilai-nilai persaudaraan dan persahabatan. Ternyata, ia keliru. Bila disuruh memilih, orang ternyata lebih suka pada pilihan pragmatis.

Ia kecewa.

Sekarang, bila sedang sendirian di taman belakangnya itu, mau tak mau ia teringat kembali semuanya. Ia sudah kehilangan semuanya. Namun, rimbun sirih belanda di sana seolah membisikkan sesuatu yang lain. Ia tak boleh kehilangan semangat untuk berjuang. Seperti sirih belanda kecil yang tertimbun bahan bangunan tapi tetap berjuang untuk terus tumbuh, ia juga akan terus berjuang.

Sirih belanda itu sekarang tidak lagi membuatnya menangisi sahabatnya. Sebaliknya, tumbuhan itu memberinya semangat baru. Semangat untuk terus melanjutkan hidup dan bertumbuh.

Jauh di lubuk hatinya, ia berterima kasih pada mantan sahabatnya. Sirih belanda pemberian sahabatnya itu telah memberinya setitik embun inspirasi kehidupan.

Sore itu adalah sore yang sangat dingin di Virginia bagian utara, berpuluh-puluh tahun yang lalu. Janggut si orang tua dilapisi es musim dingin selagi ia menunggu tumpangan menyeberangi sungai. Penantiannya seakan tak berakhir. Tubuhnya menjadi mati rasa dan kaku akibat angin utara yang dingin.

Samar-samar ia mendengar irama teratur hentakan kaki kuda yang berlari mendekat di atas jalan yang beku itu. Dengan gelisah ia mengawasi beberapa penunggang kuda memutari tikungan. Ia membiarkan beberapa kuda lewat, tanpa
berusaha untuk menarik perhatian. Lalu, satu lagi lewat, dan satu lagi. Akhirnya, penunggang kuda yang terakhir mendekati tempat si orang tua yang duduk seperti patung salju. Saat yang satu ini mendekat, si orang tua menangkap mata si penunggang.. . dan ia pun berkata, “Tuan, maukah anda memberikan tumpangan pada orang tua ini ke seberang ? Kelihatannya tak ada jalan untuk berjalan kaki.”

Sambil menghentikan kudanya, si penunggang menjawab, “Tentu. Naiklah.” Melihat si orang tua tak mampu mengangkat tubuhnya yang setengah membeku dari atas tanah, si penunggang kuda turun dan menolongnya naik ke atas kuda. Si penunggang membawa si orang tua itu bukan hanya ke seberang sungai, tapi terus ke tempat tujuannya, yang hanya berjarak beberapa kilometer.

Selagi mereka mendekati pondok kecil yang nyaman, rasa ingin tahu si penunggang kuda atas sesuatu, mendorongnya untuk bertanya, “Pak, saya lihat tadi bapak membiarkan penunggang2 kuda lain lewat, tanpa berusaha meminta tumpangan . Saya ingin tahu kenapa pada malam musim dingin seperti ini Bapak mau menunggu dan minta tolong pada penunggang terakhir. Bagaimana kalau saya tadi menolak dan meninggalkan bapak di sana?”

Si orang tua menurunkan tubuhnya perlahan dari kuda, memandang langsung mata si penunggang kuda dan menjawab, “Saya sudah lama tinggal di daerah ini. Saya rasa saya cukup kenal dengan orang.” Si orang tua melanjutkan, “Saya memandang mata penunggang yang lain, dan langsung tahu bahwa di situ tidak ada perhatian pada keadaan saya. Pasti percuma saja saya minta tumpangan. Tapi waktu saya melihat matamu, kebaikan hati dan rasa kasihmu terasa jelas ada pada dirimu. Saya tahu saat itu juga bahwa jiwamu yang lembut akan menyambut kesempatan untuk memberi saya pertolongan pada saat saya membutuhkannya. ”

Komentar yang menghangatkan hati itu menyentuh si penunggang kuda dengan dalam. “Saya berterima kasih sekali atas perkataan bapak”, ia berkata pada si orang tua. “Mudah-mudahan saya tidak akan terlalu sibuk mengurus masalah saya sendiri hingga saya gagal menanggapi kebutuhan orang lain..” Seraya berkata demikian, Thomas Jefferson, si penunggang kuda itu, memutar kudanya dan melanjutkan perjalanannya menuju ke Gedung Putih.

The Sower’s Seeds – Brian Cavanaugh.


Suatu hari seorang anak bertanya kepada ibunya,
“Ibu, mengapa ada begitu banyak bintang di langit?”
Ibu tersenyum kepadanya, membelai rambutnya dengan lembut dan berkata,
“Anakku, itu artinya ada banyak perbuatan baik yang dilakukan,
setiap perbuatan baik yang kau lakukan,
akan menjelma menjadi bintang di langit,
tidakkah kau ingin membuat banyak bintang di langit?
“Anak itu menatap ke langit dan berjanji
bahwa ia akan membuat banyak bintang.
Sejak saat itu, sang anak selalu menunggu malam datang
untuk menghitung bintang
apakah hari ini ada banyak atau tidak…..

Bintang selalu memberikan kesan yang mendalam bagi setiap orang yang melihatnya.
Mungkin ia tampak begitu sederhana dan polos.
Namun dalam kesederhanaan, dia bersinar berkilau indah dan memberikan kedamaian.
Mungkin dia tak menyadari kalau ia begitu istimewa …
tapi karena itulah ia menjadi istimewa.

Dia menyinari semua orang dengan adil,
tidak peduli orang yang disinarinya seperti dia atau tidak,
tidak peduli orang tersebut memperhatikannya atau tidak.
Dia selalu bersinar dan memberikan kilau yang indah.

Ketika awan gelap datang dan menutupi langit,
dirinya seakan menghilang …
sementara itu dia tetap ada dengan sinarnya yang lembut berkilau.

Dia bersinar bukan untuk menjadi bintang,
tapi dia adalah bintang yang selalu bersinar.
Identitasnya tidak hilang jika dia tidak bersinar,
namun dia selalu bersinar selama cintanya mengalir untuk semua orang.
Itulah hidup yang seharusnya dihidupi.

Hidup adalah pemberian diri kepada semua orang,
tidak hanya untuk orang baik yang peduli kepada kita,
tetapi juga untuk orang lain yang mungkin tidak memberikan rasa hormat kepada kita.

Hidup harus bersinar, bersinar bagi setiap orang yang tinggal di dekat kita.
Jika bintang bersinar dengan kilau nya,
bagaimana kita bersinar untuk orang lain?
Mungkin hal-hal sederhana yang bisa kita lakukan adalah …
memberikan senyum yang tulus dan berdoa bagi orang-orang.
Saat melakukan sesuatu yang baik …
tidaklah untuk membuat semua orang berpikir bagus untuk diriku,
tapi melakukannya hanya karena ada cinta untuk mereka
juga karena … ada Dia di dalam mereka .

Setiap saat dalam kehidupan kita adalah pemberian cuma-cuma,
sehingga perlu diberikan kembali secara bebas dan cuma-cuma kepada orang lain juga.
Mungkin kita tidak bisa melakukan hal-hal besar,
tapi seperti sebuah bintang yang kecil,
diketerbatasannya tetap memberikan sesuatu yang ada pada dirinya
yaitu kilaunya yang lahir dari kemurahan hati,
demikian juga hal-hal kecil yang sesungguhnya bermakna besar
dapat lahir dari kemurahan dan ketulusan hati.

Sekarang, setiap kali ketika melihat sebuah bintang,
ingatlah bahwa hidup harus seperti bintang,
kecil namun memberikan segala sesuatu dari kedalamannya
tanpa pilih kasih satu di atas yang lain.

Mendekati Natal semoga kita semakin teringat
Panggilan menjadi bintang penunjuk arah dalam kisah Tiga Raja
Menjadikan hidup dalam kemurahan hati
Agar banyak orang dapat menikmati Sinar suka cita dari Sang Raja
Raja yang lahir dalam kesederhanaan